Pengajian MTA Bersama Ustad Drs. Ahmad Sukino
Mendengar Pengajian Tanya Jawab Bersama Ustad Drs. Ahmad Sukino Majelis Tafsir Alquran (MTA) - Melalui Radio MTA Fm & Persada Fm Surakarta Secara Online Live Streaming
Sambutan admin yang aslinya bukan anggota MTA, Banyaknya asumsi yang negatif bahkan tidak enak didengar dimasyarakat tentang Majelis Taklim yang di ketuai oleh Bp Sukino sepertinya sudah menjadi hal yang biasa merebak di masyarakat luas khususnya di wilayah Jawa tengah. Sehingga terjadi benturan fisik, boikot pengajian, pembangunan gedung dihentikan, bahkan pengusiran di beberapa daerah seperti Boyolali, Blora, Sragen, Karanganyar dll.
Katanya ajaran MTA menyimpang dan tidak umum yang membuat perpecahan dalam keluarga, bikin tidak rukun, sehingga dalam satu keluarga ia dikucilkan. Hal ini wajar saja, sebab dalam tradisi di Indonesia khususnya masyarakat suku Jawa masih memegang teguh ajaran turun temurun yang dilakukan pemuka agama dan aparat desa.
Namun apakah kita pernah bertanya apa yang dilakukan orang tua kita, kakek dan nenek kita, kakek buyut dan canggah kita itu benar dan sesuai dengan apa yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW? Coba sekarang renungkan apakah tradisi yang kita lakukan itu sesuai dengan apa yang tertulis dalam Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad Shollallahu'alaihi Wassalam?
Dalam kajian MTA sebenarnya mereka meluruskan dan mengingatkan saja tetang apa yang di ajarkan Rosulullah Muhammad SAW dalam menjalani kehidupan sehari hari (fiqih), apakah itu salah? bukankah kita semua bersuadara? kenapa anda benci dan anda usir? biarkanlah mereka mengamalkan dan menyampaikan kebenaran, anda ikuti boleh saja, anda tidak mau mengikuti boleh banget tuh.. biasa aja kalee...
Untuk Bapak & Ibu atau sebaliknya puteranya yang alergi baget dengan anggota keluarganya yang tergabung dalam berbagai kajian MTA biarkan saja mereka telah memilih jalannya sendiri, aku tahu anda pasti menyadari akan kebenaran yang mereka sampaikan, namun sejauh ini anda belum dapat menjalani secara total seperti yang mereka lakukan.
Kalau begitu nggak ada masalah-kan? apa sih yang menjadi keberatan sehingga anda mengucilkannya, tidak menegur sapa (gak ngloroan), hendaknya tetap terjalin silahturahmi seperti biasa dalam urusan dunia. Dalam urusan akhirat biarkan mereka mengamalkan apa yang menjadi ajaran Rasulullah ini.
Bukankah Rasulullah Muhammad pernah berkata bahwa "Islam datang dalam keadaan asing dan suatu saat nanti akan kembali di anggap asing dan tidak umum"
Bukankah Rasulullah Muhammad pernah berkata bahwa "Islam datang dalam keadaan asing dan suatu saat nanti akan kembali di anggap asing dan tidak umum"
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).
Al Qadhi ‘Iyadh menyebutkan makna hadits di atas sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi,
أَنَّ الإِسْلام بَدَأَ فِي آحَاد مِنْ النَّاس وَقِلَّة ، ثُمَّ اِنْتَشَرَ وَظَهَرَ ، ثُمَّ سَيَلْحَقُهُ النَّقْص وَالإِخْلال ، حَتَّى لا يَبْقَى إِلا فِي آحَاد وَقِلَّة أَيْضًا كَمَا بَدَأَ
“Islam dimulai dari segelintir orang dari sedikitnya manusia. Lalu Islam menyebar dan menampakkan kebesarannya. Kemudian keadaannya akan surut. Sampai Islam berada di tengah keterasingan kembali, berada pada segelintir orang dari sedikitnya manusia pula sebagaimana awalanya. ” (Syarh Shahih Muslim, 2: 143)
Sebagaimana kata As Sindi dalam Hasyiyah-nya terhadap kitab Sunan Ibnu Majah,
غَرِيبًا أَيْ لِقِلَّةِ أَهْله وَأَصْل الْغَرِيب الْبَعِيد مِنْ الْوَطَن
Disebut ‘gharib’ jika pengikutnya sedikit dan maksud asal dari kata ‘gharib’ adalah jauh dari negeri.
( وَسَيَعُودُ غَرِيبًا ) بِقِلَّةِ مَنْ يَقُوم بِهِ وَيُعِين عَلَيْهِ وَإِنْ كَانَ أَهْله كَثِيرً
Kembali dalam keadaan asing karena sedikitnya yang mau menjalankan dan saling menyokong dalam menjalankan syari’at Islam padahal umatnya banyak.
(فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ) الْقَائِمِينَ بِأَمْرِهِ
Beruntunglah orang yang asing, yaitu yang menjalankan ajaran Islam tersebut.
و”طُوبَى” تُفَسَّر بِالْجَنَّةِ وَبِشَجَرَةٍ عَظِيمَة فِيهَا
Thuba sendiri ditafsirkan dengan surga dan pohon besar yang berada di surga.
وَفِيهِ تَنْبِيه عَلَى أَنَّ نُصْرَة الإِسْلام وَالْقِيَام بِأَمْرِهِ يَصِير مُحْتَاجًا إِلَى التَّغَرُّب عَنْ الأَوْطَان وَالصَّبْر عَلَى مَشَاقّ الْغُرْبَة كَمَا كَانَ فِي أَوَّل الأَمْر
Ini menunjukkan bahwa memperjuangkan dan menjalankan ajaran Islam memang butuh akan keterasingan dari negeri. Ketika itu butuh ada kesabaran ekstra dalam menghadapi keterasingan sebagaimana keadaan Islam di awal-awal. [ Sumber : https://rumaysho.com/10465-berbahagialah-orang-yang-terasing.html ]
Semoga tulisan ini menyadarkan kita semua, untuk tetap saling menjaga persatuan dan kesatuan dalam keluarga, dalam masyarakat berbangsa dan bernegara, tetap terjalin silahturahmi. Urusan dunia mari kita hidup damai dan bergaul seperti biasa, urusan akhirat biarlah mereka mengamalkan apa yang menjadi ajaran orang yang kita muliakan yaitu Nabi Muhammad Shollallahu'alaihi Wassalam.
Tentang Yayasan MTA
Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) adalah sebuah lembaga pendidikan dan dakwah Islamiyah yang berkedudukan di Surakarta. MTA didirikan oleh Alm. Ust. Abdullah Thufail Saputra di Surakarta pada tangal 19 September 1972 dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur’an.Sesuai dengan nama dan tujuannya, pengkajian Al-Qur’an dengan tekanan pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an menjadi kegiatan utama MTA. Ketua Umum sekaligus pendiri MTA itu wafat pada tanggal 15 September 1992, setelah 20 tahun menumbuhkan dan mengembangkan MTA. Kepemimpinan selanjutnya diteruskan oleh murid beliau Ust. Drs. Ahmad Sukino [ Baca Selengkapnya : https://id.wikipedia.org/ dan Situs Resminya di: https://mta.or.id]
#MTA Fm, #Live Streaming MTA Fm, #Mendengar Radio MTA Fm, #Pengajian MTA Fm, #Majelis Tafsir Alquran, # Tanya jawab Bersama Utad Sukino, #MTA Fm Solo - Surakarta
إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
BalasHapusقَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ
فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan? ‘ Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (BUKHARI – 6015)
Terimakasih penulis
BalasHapusSama sama semoga bermanfaat..
Hapus